Selamat Datang

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERBAGI

Sabtu, 22 Januari 2011

Bertanyalah

Jangan pernah engkau merasa kaya
Karena, jika engkau tahu ada yang lebih kaya darimu
Maka engkau akan selalu tersiksa dengan iri hatimu
Yang terbaik merasalah sebagai orang miskin
Karena, jika engkau tahu ada yang lebih miskin darimu
Maka rasa syukurmu akan menjadi obat kegalauanmu

Jangan pernah engkau terbelenggu oleh kemiskinan
Karena sepanjang hidupmu, engkau hanya bisa meratap dan putus asa
Jadilah orang kaya
Dengan begitu, kebodohan dan kepasrahan akan mampu selalu engkau perangi

Hidup adalah pilihan
Kemiskinan dan kekayaan bukanlah takdir
Diri kitalah yang mampu menciptakannya
Namun bila perjuangan keras kita tak sanggup menciptakan kekayaan
Percayalah, Tuhan tidak sedang menghukum kita

Amatlah mudah jalan menuju kaya
Tapi jalan kemiskinan jauh lebih mudah
Banyak orang tak siap menjadi miskin
Tapi lebih banyak orang tak siap menjadi kaya
Bahkan banyak orang telah salah sebelum menjadi kaya
Menipu, merampok, mencuri, bahkan membunuh
Agar mereka bisa mendapatkan kekayaan

Kekayaan bukanlah anugerah Tuhan
Banyak para pendosa hidup bergelimang harta
Berfoya-foya dengan kesenangan luar biasa
Itu semua karena mereka mampu menghasilkan harta kekayaannya
Tapi ingatlah satu hal, yang Tuhan berikan bukanlah materi kekayaan
Tapi berkah dan nikmat atas penggunaan kekayaan itu

Bertanyalah pada nurani
Apakah kita bersyukur saat kita menjadi kaya dan juga saat menjadi miskin
Bertanyalah pada nurani
Apakah kita tetap tabah saat kita menjadi miskin dan juga saat menjadi kaya
Bertanyalah pada nurani
Seberapa banyak manfaat diri kita bagi orang lain
Bukan seberapa banyak orang lain yang kita manfaatkan

Bertanyalah …
Dimana Tuhan berada saat kita miskin dan juga saat kita kaya

Bertanyalah …
Dimana Kita berada saat Tuhan memanggil untuk kita gauli

Tuhan ingin kita selalu mendekapNya, mendekatiNya, memujaNya
Baik ketika kita bergelimang harta, maupun ketika kita terjerembab dalam sengsara
Tuhan bukanlah bunyi-bunyian fonetik yang keluar dari mulut saat kita berzikir
Tuhan tidak bersembunyi dalam sorban para kiai, jubah pendeta dan para bhiksu
Tuhan ada dalam hati dan akal kita
Tuhan ada dalam desah nafas kita
Tuhan selalu ada …
Entah di dalam dada si miskin atau si kaya
Entah di dalam dada kiai, bhiksu, pendeta atau bromocorah di gerbang terminal angkutan kota
Hanya tinggal kita yang merasa
Hanya tinggal kita yang mendengar
Hanya tinggal kita yang tahu
Justru sebaliknya kita bertanya…
Adakah kita dekat denganNya




Rachmat Muttaqin

Tidak ada komentar:

Entri Populer