Selamat Datang

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERBAGI

Jumat, 21 Januari 2011

Setiamu Dalam Aliran Derita

Melintang kisah dalam tahta erotisme sang ibu yang sombong
Menantang pemimpi dari segala penjuru untuk melampiaskan birahi
Menyelusup beringas dalam selangkangan yang tercium wangi
Lalu tersesat dalam gulita realitas yang ganjil mengalir
Mengantar segala kotor dan dosa, lalu bercampur kalimat-kalimat suci
Mendemonstrasikan ritual-ritual materialistis yang terpinggirkan
Dan tetap sombong bergerak tanpa pernah memiliki ekspresi

Segala nyawa bergantung di dadanya
Payudaranya kendur karena terus dihisap kebimbangan
Tapi dia tetap bergeming, lagi-lagi tanpa ekspresi
Wajahnya kian rusak oleh tangan-tangan kejam tak berhati
Bahunyapun membungkuk oleh paksaan keterasingan
Dan dia tetap setia melayani

Tercenung dalam lamunan untuk menyingkap masa lalu
Terbersit kenangan manis sebagai saksi sejarah negeri
Dia turut menemani orang-orang suci
Yang bertempur untuk meraih harapan agar lekas merdeka
Namun hanya bangkai dan bau darah yang membayang dalam benaknya

Kini dia terus diperkosa tanpa pernah bisa melawan
Wajahnya tetap dingin dan dia mencoba terus setia
Kesombongan sang ibu kian membuatnya merana
Tapi dia tetap bergeming, lagi-lagi tanpa ekspresi
Dia tetap setia mengalirkan segala harapan dan melayani semua nafsu
Dia tak pernah marah apalagi mendendam

Di antara kesombongan dan kegalauan para pemimpi
Dia tetap bergerak dalam keganjilan yang lumrah
Wajah dan tubuhnya kian renta, tergerus gulungan waktu yang tak pernah mau menunggu
Tapi kisahnya tak pernah kering terucap
Di bibir para pemerkosanya atau siapapun yang pernah digandengnya
Dia tetap bergerak, lagi-lagi tanpa ekspresi

Kali Malang, Jakarta Agustus 2006

R. Muttaqin

Note :
Puisi ini mengisahkan tentang Kali Malang yang membentang membelah Kota Jakarta. Mengalir ke arah yang agak aneh, harusnya dari selatan ke utara, tapi ini dari barat ke timur. Siang hari jadi sumber kehidupan perantau yang termarginalkan oleh deru kapitalisme ibukota, yang tinggal di sepanjang bantarannya dari Jakarta hingga ke daerah Bekasi. Sedang pada malam hari, di beberapa sudut alirannya menjadi pusat prostitusi yang hingar bingar dengan segala pernik kehidupan malam. (Ibu yang erotis adalah gambaran Kota Jakarta yang menggiurkan untuk didatangi, sedang para pemimpi adalah kaum urban yang datang hanya sekadar mengadu nasib, lalu banyak menemui kegagalan. Dalam catatan sejarah, beberapa kali pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan sering terjadi di sekitar Kali Malang ini. Apalagi di daerah Bekasi sampai Karawang)

Tidak ada komentar:

Entri Populer