Melintang kisah dalam tahta erotisme sang ibu yang sombong
Menantang pemimpi dari segala penjuru untuk melampiaskan birahi
Menyelusup beringas dalam selangkangan yang tercium wangi
Lalu tersesat dalam gulita realitas yang ganjil mengalir
Mengantar segala kotor dan dosa, lalu bercampur kalimat-kalimat suci
Mendemonstrasikan ritual-ritual materialistis yang terpinggirkan
Dan tetap sombong bergerak tanpa pernah memiliki ekspresi
Segala nyawa bergantung di dadanya
Payudaranya kendur karena terus dihisap kebimbangan
Tapi dia tetap bergeming, lagi-lagi tanpa ekspresi
Wajahnya kian rusak oleh tangan-tangan kejam tak berhati
Bahunyapun membungkuk oleh paksaan keterasingan
Dan dia tetap setia melayani
Tercenung dalam lamunan untuk menyingkap masa lalu
Terbersit kenangan manis sebagai saksi sejarah negeri
Dia turut menemani orang-orang suci
Yang bertempur untuk meraih harapan agar lekas merdeka
Namun hanya bangkai dan bau darah yang membayang dalam benaknya
Kini dia terus diperkosa tanpa pernah bisa melawan
Wajahnya tetap dingin dan dia mencoba terus setia
Kesombongan sang ibu kian membuatnya merana
Tapi dia tetap bergeming, lagi-lagi tanpa ekspresi
Dia tetap setia mengalirkan segala harapan dan melayani semua nafsu
Dia tak pernah marah apalagi mendendam
Di antara kesombongan dan kegalauan para pemimpi
Dia tetap bergerak dalam keganjilan yang lumrah
Wajah dan tubuhnya kian renta, tergerus gulungan waktu yang tak pernah mau menunggu
Tapi kisahnya tak pernah kering terucap
Di bibir para pemerkosanya atau siapapun yang pernah digandengnya
Dia tetap bergerak, lagi-lagi tanpa ekspresi
Kali Malang, Jakarta Agustus 2006
R. Muttaqin
Note :
Puisi ini mengisahkan tentang Kali Malang yang membentang membelah Kota Jakarta. Mengalir ke arah yang agak aneh, harusnya dari selatan ke utara, tapi ini dari barat ke timur. Siang hari jadi sumber kehidupan perantau yang termarginalkan oleh deru kapitalisme ibukota, yang tinggal di sepanjang bantarannya dari Jakarta hingga ke daerah Bekasi. Sedang pada malam hari, di beberapa sudut alirannya menjadi pusat prostitusi yang hingar bingar dengan segala pernik kehidupan malam. (Ibu yang erotis adalah gambaran Kota Jakarta yang menggiurkan untuk didatangi, sedang para pemimpi adalah kaum urban yang datang hanya sekadar mengadu nasib, lalu banyak menemui kegagalan. Dalam catatan sejarah, beberapa kali pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan sering terjadi di sekitar Kali Malang ini. Apalagi di daerah Bekasi sampai Karawang)
Kisah Nyata, Hasil Renungan, Cerita Lucu, Personifikasi kehidupan, Ontologi Puisi, dan Kalimat Bersayap Penuh Makna Untuk Menumbuhkan Introspeksi Diri dan Berbagi Kepada Sesama
Selamat Datang
SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERBAGI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Ilmu “Bismillah” www.facebook.com Ini kisah nyata, sewaktu masih dibangku SMA, aku rajin ikut lati...
-
Ibrahim bin Adham adalah seorang raja yang sangat besar kekuasaannya. Oleh karena kehidupan yang mewah dan serba cukup tidak membawa ketenan...
-
1. Si Raja Batak (Sebelum Masehi dan Sebelum ada Marga) Merupakan nama kolektif dari para leluhur Batak. Banyak orang yang salah sangka de...
-
Sebuah jam dinding yang baru selesai dibuat. Pembuatnya menggantungkannya di dinding. Jam dinding baru yang masih muda itu melihat ke kiri d...
-
Menyikapi Segalanya dengan Kebaikan Tersebutlah suatu kampung, yang sebagian besar penduduknya selain bercocok tanam, mereka terkenal seb...
-
Membaca judul di atas, mungkin Anda semua mengira bahwa saya adalah orang yang amat sombong, angkuh dan pemuja harta. Untuk sementara, biark...
-
Menapaki perjalanan hidup di tahun 2010, banyak hal aku catat. tawa lepas, senyum getir, tangis mengisak, sampai galau hati yang menyesakkan...
-
1. Serve God, honour the King. Sembah Tuhan, hormati Raja. *English Proverb 2. Humor prevents the hardening of attitudes. Gurauan mence...
-
Kisah 1 Menemukan Kebaikan dalam Kesesatan Saat hari pertama aku memasuki dunia sekolah, aku diantar oleh ibuku. Sesampainya di sekolah,...
-
Seorang Gubernur pada zaman Khalifah Al-Mahdi, pada suatu hari mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinar di hadapan mereka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar