Selamat Datang

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERBAGI

Kamis, 27 Januari 2011

Bulan Milik Bumi Sedang Bintang hanya Penghias

BINTANG..
Aku adalah bintang…
Aku tak pernah bisa dikenal sebagai seseorang yang menakjubkan. Aku makhluk biasa yang tak punya pengaruh apa-apa jika sendirian. Karena jutaan bintang sepertiku tersebar di antero langit. Sinarku pun tak mampu terangi bumi, tidak seperti Matahari milik tata surya. Namun begitu, aku selalu menemani rembulan di malamnya bumi, beriring sepanjang malam, setiap malam, sepanjang waktu hingga semua urusan berakhir. Sinarku tak berarti apa-apa, ku lakukan tugasku hanya untuk mempercantik langit di gulitanya malam, sebagai sahabat setia rembulan. Tapi aku bangga di samping rembulan yang cantik, wajahku jadi ikut terlihat menarik karena aura cahayanya. Bulan selalu sendiri, mandiri, tegas dan tetap lembut tak menyilaukan. Tapi aku bangga selalu menemaninya sepanjang waktu.
Aku menyayanginya, membantu beri sinarku meski mungkin tak berarti buatnya. Aku pernah mencoba mendekatinya, tapi kegalauan dan kegetiran yang timbul. Andai ku dekat dengannya, bisa jadi aku akan membakarnya, menghancurkan tubuhnya, merusak kecantikannya, karena sejatinya, bagaimanapun aku adalah bintang, yang memiliki hawa panas jutaan kali dari mataharinya tata surya. Meski ku tampak dekat, ternyata aku ditakdirkan hanya boleh menemani bulan sepanjang usia dari jarak yang amat jauh, berjuta mil bahkan jarak dengan tahun cahaya seperti ilmuwan bumi yang genius bernama Einstein.
Ya, aku adalah bintang yang selalu setia mendampingi bulan dari jauh…teramat jauh. Namun begitu, hati kami selalu dekat, sedekat mata memandang, tidak sampai lebih dari sehasta tulang lengan. Bulan memang ditakdirkan hidup bergandengan dengan bumi, menemani bumi dan melayaninya tiap malam, sedang diriku hanya untuk menambah cantik hidupnya yang memang sudah teramat cantik. Aku ikhlas ditakdirkan sebagai bintang..

BULAN..
Aku adalah bulan…
Aku selalu bisa dikenali, karena kecantikanku. Meski ku sendiri, ku tak pernah kesepian. Sepanjang hidupku, ada bintang yang setia menemaniku. Meski sinar bintang setia itu tak mampu membantu menyinariku, dia adalah kekasih yang tiada bandingnya.
Aku bahagia dia hadir dalam hidupku, tapi ku tak pernah bisa mengharapkan hadirnya dekat denganku. Dia selalu terasa jauh dari pandangan mataku. Bahkan setelah kusadari, dia memang tak pantas bersanding dekat denganku. Biarlah ku nikmati sinarnya sepanjang hidupku dari kejauhan, karena dengan begitu, dia akan terasa selalu dekat denganku, tanpa harus menyakitiku, membentakku, merusak kecantikanku, dan melumatkan tubuhku.
Dalam takdirku, aku harus hidup berdampingan dengan bumi. Sosok sederhana yang harus ku layani sepanjang hidupku. Bagian dari kebanggaan dan kewajibanku atas pilihan hidup yang ku buat. Bumi selalu setia merangkulku sepanjang waktu, tidak hanya saat malam hari. Tidak seperti bintang yang kadang tidak bisa hadir di siang hari, padahal aku amat butuh hadirnya. Bumi selalu bisa memelukku, menghangatkanku.. Namun begitu, ku takkan pernah bisa melupakan bintang, karena di waktu-waktu tertentu, dia tiba-tiba datang dan menghangatkan hidupku tanpa menyentuhku, tapi dia selalu bisa menggetarkan hati dan jiwaku..

BUMI..
Aku adalah bumi…
Meski ku tak bersinar seperti makhluk angkasa lain, tapi aku memiliki segala sumber kehidupan yang dibutuhkan. Aku menggenggam air, udara dan segalanya. Dan hebatnya, si cantik rembulan selalu setia melayaniku sepanjang waktu, sepanjang hidupku. Bulan selalu mampu memanjakanku dengan cahayanya yang sering pula menimbulkan rangsangan gravitasi di tubuhku. Kecantikannya, kesetiaannya takkan pernah berubah. Oleh karenanya, aku sangat percaya pada janji setianya.
Ku tahu, kadang bulan lebih pantas beriringan dengan Bintang, tapi takdir takkan bisa diubah. Bulan harus selalu dekatku, bersamaku, dan melayaniku. Biarlah dia simpan rasa sayangnya untuk bintang, tapi ku yakin mereka takkan pernah bisa bersama secara dekat. Justru aku semakin senang, bintang kian menambah cantik hidupku, karena dia selalu menjaga bulanku tanpa pernah merusak kecantikannya.

R. Muttaqin

Tidak ada komentar:

Entri Populer