Selamat Datang

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERBAGI

Rabu, 19 Januari 2011

Menyikapi Segalanya dengan Kebaikan

Menyikapi Segalanya dengan Kebaikan

Tersebutlah suatu kampung, yang sebagian besar penduduknya selain bercocok tanam, mereka terkenal sebagai pembuat tape singkong yang luar biasa lezatnya. Kegiatan mereka tiap hari ialah meragi singkong untuk dijadikan tape. Setiap pagi, mereka berbondong-bondong melewati pematang sawah, memikul tape buatan masing-masing menuju satu-satunya jalan aspal di kampung tersebut. Di sisi jalan, selalu menunggu sebuah mobil bak terbuka yang siap mengantar mereka menuju pasar. Begitulah rutinitas sebagian penduduk kampung tersebut tiap pagi.
Pada suatu pagi, salah satu dari penjual tape tersebut mengalami musibah. Ketika melewati pematang, sandal jepit yang dipakainya putus, ia terpeleset dan jatuh ke lumpur bersama barang bawaannya. Semua tape buatannya tumpah ke sawah, tak ada yang tersisa. Sehingga hari itu ia tidak dapat menjual tapenya, ia kembali ke rumah sambil terus mengumpat dan marah-marah, khususnya kepada sandal jepit yang menjadi biang kerugiannya hari ini.
Hingga menjelang siang, ia masih terus saja mengumpat dan memaki nasib naasnya hari ini. “Sandal sial…”, begitu ia terus mengumpat dan mengeluh. Sampai suatu ketika, terdengar kabar, bahwa telah terjadi kecelakaan yang menimpa para pedagang tape akibat mobil bak terbuka yang mereka tumpangi masuk jurang dan semuanya tewas.
Awalnya ia tidak percaya, namun kala kebenaran berita ia dapatkan, ia bersujud dan mengucapkan maaf pada Tuhan dan sandal jepitnya. Tak henti-henti ia menangis, menyesali kemarahan yang ia tumpahkan sepanjang hari. Jika bukan karena sandalnya yang putus, kemungkinan ia bisa selamat dari kecelakaan yang merenggut jiwa semua teman-temannya tak dapat ia hindari pula.
Hidup ini terkadang memang sukar dimengerti. Kesengsaraan, penderitaan, ujian dan bencana sering datang menghampiri hidup kita. Tapi kita tak akan pernah tahu, apa di balik semua peristiwa tersebut. Sudah selayaknyalah kita tetap berprasangka baik pada Tuhan, bahwa semua itu merupakan bukti kasih sayang Tuhan kepada kita, manusia.
Kita tak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi dalam hidup kita, kebaikan atau keburukan hendaknya harus selalu kita sikapi dengan prasangka baik. Sesuatu yang buruk belum tentu sebuah musibah, bisa jadi keburukan itu merupakan gerbang kebaikan yang akan kita masuki sesudahnya. Maka, janganlah menyesali nasib hari ini bila kita tidak cukup puas menerimanya, bersyukurlah bahwa kita masih diberi waktu untuk menikmati keindahan lain yang Tuhan berikan kepada kita. Kemarin sudah berlalu, besok belum datang, hari inilah kenyataan yang harus benar-benar kita hadapi dengan rasa syukur. Kita tidak bisa memilih rupa atau wajah kita, tapi kita masih bisa melempar senyuman kepada siapapun termasuk diri kita sendiri.

R. Muttaqin

Tidak ada komentar:

Entri Populer