Selamat Datang

SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERBAGI

Rabu, 19 Januari 2011

Do’a di kaki Merapi

Do’a di kaki Merapi

Tangismu tertutup debu…saudaraku..
Debu kesombongan para punggawa negeri..
Debu kelicikan para pemuja harta dunia..
Debu yang lebih menyakitkan dari sekadar yang keluar dari perut Merapi..

Teriakkanmu terhalang gemuruh…
Gemuruh kebimbangan rakyat antero negeri..
Gemuruh perdebatan di meja restoran..
Gemuruh yang lebih menakutkan dari sekadar yang keluar dari kerongkongan Merapi..

Saudaraku……. tak perlu kalian menangis
Lepaskan segala duka di tanah pengungsi
Bumi ini adalah darah dagingmu..
Basahi dia dengan keringatmu.. bukan dengan airmatamu
Lereng indah itu adalah hiasan rumahmu
Meski kini telah berwarna abu-abu..
Percayalah…
Dinding biru yang gagah di tengah hatimu..
yang menjulang ke langit asamu..
Adalah sahabat yang tak pernah meminta apapun…
Dia hanya ingin kalian tahu…
Bahwa persahabatan tak boleh melahirkan dendam
Bahwa persahabatan harus saling menghangatkan
Bahwa persahabatan kadang harus disertai tangis dan pengorbanan

Dia masih berdiri dengan gagahnya
Tak ada yang berubah daripadanya
Kecuali isi hati kalian kini memandangnya

Di tanah yang masih berselimut duka..
Aku bersimpuh berdo’a..
Semoga yang Maha Kuasa
Dapat segera menumbuhkan segala asa dan rasa

Ku tinggalkan tanah duka meski belum lama ku pijak
Diiringi isak dan sebungkus harapan..
Semilir angin membawa bisikan…”terima kasih saudaraku”
Semoga kembali ke sini dengan warna cerah kembali….

Jogjakarta, 5 November 2010

R. Muttaqin

Tidak ada komentar:

Entri Populer